Senin, 10 Juni 2013

Test Aptitude Gunadarma 2013


Postingan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang test aptitude yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma. Test ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Universitas Gunadarma. Maksudnya adalah jika mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan penulisan ilmiah dan mau mendaftar sidang maka harus melalui test ini terlebih dahulu untuk mengajukan sidang.

Test ini saya ikuti pada tanggal 8 Juni, saya mendapatkan gelombang pertama dalam pembagian waktu yaitu sekitar jam 08.00 WIB. Dalam test ini mahasiswa diwajibkan memakai pakaian putih hitam dan sepatu tertutup.

Test aptitude ini berlangsung selama dua setangah jam. Dalam test kita dibagikan beberapa lembar kerja diantaranya lembar jawaban test aptitude, tiga lembar jawaban yang sering kita pakai saat uas dan lembar daftar diri.  Hal pertama kita akan mengisi lembar daftar diri, selanjutnya test aptitude. Test ini dilakukan dengan menjawab 10 soal secara esay. Soal akan dibacakan oleh pengawas. Selanjutnya adalah test dengan menjawab pertanyaan yang ada dibuku, menurut saya ini seperti test IQ. Ada soal menghitung, soal mencocokan gambar, soal pengetahuan umum dan soal benar atau salah. Selama proses menjawab kita akan dipandu oleh pengawas, karena dalam  menjawab kita akan diberi batasan waktu tertentu.

Banyak soal yang saya tidak isi, karena waktu yang diberikan sedikit. Tapi dengan begitu hasil yang didapat dari test ini akan memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang diri pribadi. Jadi jangan panik jika masih banyak soal yang tidak terjawab. Terpenting adalah dalam test ini kondisi kita dalam keadaan sehat, pasti semua test dapat dilalui dengan baik. Hasil test akan diumumkan setelah 6 bulan. 

Komunitas Komputasi di Indonesia


Sebelumnya saya telah memposting tentang komputasi. Dari apa itu komputasi, penerapan komputasi modern, dan dibidang apa saja komputasi tersebut diterapkan. Kini saya akan membahs tentang komunitas komputasi. Masyarakat Indonesia sebenarnya sangat tertarik di dalam bidang ini terbukti dengan adanya komunitas untuk komputasi yang bernama Masyarakat Komputasi Indonesia.

Menurut Wikipedia, Masyarakat komputasi Indonesia atau disingkat MKI ini sudah berdiri sejak 30 Agustus 2004. MKI sendiri merupakan sebuah organisasi profesi ilmiah yang memayungi komputasi sains di Indonesia.

MKI dikelola secara murni virtual, maksudnya adalah dikelola tanpa kepengurusan yang tetap sesuai dengan organisasi  di era digital. Tujuannya agar tidak salaing merepotkan sesame anggota atau kata lainnya adalah bagi-bagi tugas.


MKI sendiri rutin mengadakan workshop, yaitu Workshop on Computational Science dan Workshop on Nonlinear Phenomena. Workshop on Computational Science adalah pertemuan ilmiah di bidang komputasi sains, yaitu teknik-teknik komputasi dan pendukungnya untuk menyelesaikan aneka masalah komputasi, sedangkan dan Workshop on Nonlinear Phenomena adalah pertemuan ilmiah tahunan di bidang fenomena nonlinier di semua cabang ilmu.

Saya juga menemukan sebuah web yang membahas tentang komputasi bernama PoleDozen. Web tersebut merupakan web dari mahasiswa UGM yang membahas mengenai komputasi, dari aplikasi komputasi, penelitian atau ujicoba tentang komputasi baru. Berikut ini adalah linknya

http://computational.engineering.or.id/Halaman_Utama





Parallel Processing di Python


Di dalam pencarian artikel mengenai parallel processing, saya menemukan sebuah artikel yang membahas mengenai parallel prosessing. Artikel tersebut merupakan artikel yang dibuat oleh seorang warga Negara asing bernama Guest pada tanggal 9 Agustus 2010. Saya mencoba untuk mengartikan artikel tersebut untuk tugas sofskill pertemuan kali ini.

Artikel tersebut membahas bagaimana menganalisis data astronomi, dimana tugas tersebut merupakan tugas yang berulang-ulang dilakukan karena perhitungan yang dibuat untuk pertama kali akan mempengaruhi perhitungan selanjutnya. Tidak ada pilihan lain selain menghitung semua data secara berurutan. Perhitungan disini bersifat independen dan memerlukan daya komputasi yang cukup. Penulis ingin membagi cara agar perhitungan tersebut dapat dilakukan di laptop tanpa tahu bagaimana cara mengambil keuntungan dari beberapa core CPU yang tersedia.

Python memiliki banyak dan berbagai pilihan untuk mengaktifkan pemrosesan parallel. Salah satunya adalah PProcess. Hanya mendownload pprocess paket dan meletakkannya di Python Anda maka Anda telah menciptakan pembungkusan dengan argumentasi  yang dapat menelurkan perhitungan simultan seperti yang diinginkan dengan batas pilihan. Tapi hal ini kurang bermanfaat apabila Anda telah menyeting number CPU Anda. 

Berikut adalah contoh script pythonya




Pemrosesan paralel atau biasa disebut parallel processing merupakan penggunaan lebih dari satu CPU untuk mengerjakan hal yang besar dalam pendataanya, memerlukan proses yang cepat dengan waktu yang singkat dan hasil satu dengan yang hasil yang lain saling berkesinambungan. Untuk artikel diatas telah menggambarkan hal tersebut. Dalam perhitungan di bidang astronomi memang membutuhkan kecepatan proses yang tinggi dengan waktu hasil yang cepat. Maka mereka menggunakan beberapa CPU dalam melakukan perhitungannya, namun kini Python telah menghadirkan sebuah modul yang dapat penghitung secara  simultan tanpa harus menyeting number CPU yang tersedia.