Pada
akhit tahun 2007, kebutuhan akan komputasi kinerja tinggi (KKT) untuk komputasi
material sudah sangat mendesak. Yang diinginkan adalah sekedar sistem komputer
paralel yang cukup kencang untuk menjalankan perangkat lunak seperti Gaussian
atau DL-Polly.
Perangkat Keras :
- Intel Core 2. Keluarga CPU ini ditujukan untuk komputer desktop, dan tersedia versi dual core maupun quad core.
- AMD Athlon, adalah CPU kelas desktop keluaran AMD. Dibanding Intel Core 2, AMD Athlon memiliki kinerja lebih baik di sisi multimedia dan lebih murah, namun lebih boros energi.
- Intel Xeon, adalah keluarga yang ditujukan untuk pangsa server. CPU kelas ini sudah siap dirancang bekerja dalam konfigurasi multi-processor (dua atau empat dalam satu papan induk), dan umumnya memiliki 4 core.
- AMD Opteron adalah CPU kelas server tandingan Xeon. Kinerjanya setara, dengan harga yang lebih murah.
Dalam
memilih prosesor untuk KKT, kecepatan menjadi kriteria utama. Selanjutnya, yang
tak kalah penting adalah efisiensi energi, mengingat bahwa sistem kluster akan
memasang banyak CPU sehingga penghematan energi di satu CPU, akan berlipat
untuk keseluruhan sistem. Oleh karena itu, akhirnya dipilih :
- CPU Intel Xeon 5050 quad core yang menurut berbagai review, memiliki indeks kinerja/daya listrik terbaik, meski harganya relatif lebih mahal.
- Papan induk Intel SVN 5000, yang menyediakan dua soket LGA 771. Dengan demikian komputer ini bisa menjadi sistem multi-processor.
- Memori DDR2 8 MB.
Untuk mendapat gambaran efektifitas komputasi paralel, telah dilakukan
uji benchmark atas dua buah komputer, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Benchmark
dilakukan dengan mengkonfigurasi perangkat lunak Gaussian untuk menggunakan
sejumlah core tertentu, kemudian program kasus dijalankan dan dicatat waktunya.
Hasil Benchmark nampak pada Gambar di atas. Nampak bahwa:
- Komputer A (2 core) lebih cepat daripada komputer B (2 x 4 core) bila jumlah core yang digunakan sama. Jika dilihat dari spesifikasi, jumlah bit dan clock CPU adalah sama. Dengan demikian disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena Komputer-A memiliki ukuran cache yang lebih besar dan juga bus-clock yang lebih besar.
- Secara umum, lama proses
turun berbanding terbalik dengan jumlah core. Namun nampak bahwa pada
komputer-B, setelah jumlah core lebih dari 3, lama proses tidak turun lagi
walaupun jumlah core yang dipakai meningkat. Nampaknya, telah terjadi kejenuhan
bandwith komunikasi melalui cache maupun bus.
Dari
benchmark ini, terlihat bahwa performansi tergantung pada kecepatan prosesor,
dan juga kapasitas jalur komunikasi.
Komentar :
Artikel diatas membahas mengenai
komputasi kinerja tinggi dimana satu CPU dihubungkan secara paralel dengan CPU lain.
Setelah sistem parallel ini telah dibangun maka akan diuji coba dengan sebuah
perangkat lunak. Hasil dari uji coba ini menyatakan bahwa komputasi kinerja
tinggi tergantung berdasarkan kecepatan prosesor dan juga kapasitas jalur
komunikasi.
Dengan adanya percoba seperti
diatas dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan
kecepatan computer yang tinggi dengan waktu hasil yang singkat dan biaya yang ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar